sekilas bisu benda bersejarah

Sesuai dengan kurikulum 2013

Rabu, 12 November 2014

Belajar Kehidupan Sosial dari Masyarakat Pendukung Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
A.      Masukanya Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

1.      Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di kepulauan Nusantara diawali dengan proses masuknya Agama Hindu-buddha di Nusantara sebagai suatu keyakinan yang menendakan bahwa dengan adanya agama tersebut masyarakat nusantara sudah unggul dalam aspek religius, agama ini berasal dari India dengan sistem politeisme dan memiliki kemiripan dalam menjalankan kegiatan religius tetapi juga  memiliki perbedaan yang sangat mencolok yang dapat menunjukan perbedaaan kedua agama tersebut masuknya agama ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mendukung.
a)     Jalur Perdagangan India-Cina Melalui Indonesia
Peta 1.1 jalur perdagangan India-Cina melalui Nusantara

Tahukah kamu ??

Nusantara dengan India memiliki keterikatan yang kuat diantaranya dengan ditandai dengan masuknya agama Hindu-Buddha. Serta nama Indonesia sendiri berasal dari kata “indus” dan “nesos” yang mana berarti kepulauan India.



Nusantara sebagai sebuah daerah kepulauan yang terletak dijalur pelayaran perdagangan dunia Barat dan Timur, dengan demikian Nusantara mendapat banyak pengaruh dari bangsa lain yang singgah dan berinteraksi dengan masyarakat Nusantara. 
Setelah ditemukannya jalur perdagangan laut antara Romawi dan Cina, pelayaran serta perdagangan di Asia semakin ramai dengan adanya rute ini mendorong munculnya hubungan antara daerah-daerah perdangan yang dilalui hal ini juga dipengaruhi oleh faktor alam pola angin musim yang berubah arah setiap enam bulan. Oleh karena itu terjadilah hubungan perdangan Nusantara dengan daerah-daerah yang singgah unt k menetap menunggu angin musim ataupun untuk berdagang hubungan tersebut antara wilayah Nusantara, Cina dan India.
Kepulauan Nusantara membentang disebelah timur India oleh karena itu, pedagang-pedangan India mudah mencapai kepulauan Nusantara barang yang diperdagangkan antara lain emas, kayu, cendara dan rempah-rempah.
Melalui hubungan perdangan tersebut, kebudayaan-kebudayaan asing, seperti kebudayaan India berkembang di Nusantara. Seiring dengan hal tersebut berkembang pulalah agama Hindu-Buddha yang dianut sebagian besar pedagang India yang berdagang di Nusantara, agama ini kemudian dianut oleh raja-raja di Nusantara hingga akhirnya mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat Nusantara.
b)                 Teori-Teori tentang Masuk dan Berkembangnya Agama Serta Kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia
Ada pendapat yang menganggap bahwa kepulauan Nusantara bersikap pasif dan hanya menerima saja pengaruh budaya yang datang dari India, menurut para ahli sejarah yang mendukung pendapat ini pengaruh budaya yang masuk melalui kolonialisasi,baik secara langsung maupun tidak langsung dari bangsa India.

Adanya teori arus balik terjadi pada masa kerajaan Sriwijaya , yang mana ditemukannya prasasti Nalanda yang menandakan adanya kerjasama anatara kerajaan sriwijaya dengan kerajaan di India yang bernama cola mandala.
a.    Teori Ksatria (prof. Dr. J.L Moons)
Menurut teori ini menyatakan bahwa masuknya Agama yang berasal dari India ke Nusantara, raja-raja India Datang menyerang dan mengalahkan suku-suku di Nusantara atau dengan kata lain penaklukan yang dilakukan oleh golongan ksatria.

Para ahli sejarah kemudian mengajukan teori yang menjelaskan bagaimana bangsa India memperkenalkan kebudayaan kepada Nusantara, teori-teori tersebut adalah sebagai berikut.
Menurut teori ini menyatakan bahwa masuknya Agama yang berasal dari India ke Nusantara, raja-raja India Datang menyerang dan mengalahkan suku-suku di Nusantara atau dengan kata lain penaklukan yang dilakukan oleh golongan ksatria.
b.    Teori Waisya (N.J Krom)
Teori ini melihat peranan jalur perdagan yang sangat berkembang pesat melalui kepulauan Nusantara yang berasal dari India menuju Cina dan begitupun selanjutnya, menurut teori ini Hindu-Buddha dibawa dan disebarkan oleh para pedagang yang memiliki peran melakukan perdagangan di Nusantara yang menetap sementara untuk melalukan pelayaran dengan menunggu angin musim padagang tersebut singgah di kota-kota Nusantara tidak hanya singgah para pedagang tersebut melalukan asimilsi dengan penduduk setempat.
c.         Teori Brahmana (J.C van Leur)
Menurut teori ini, para brahmana datang ke Nusantara atas permintaan dan undangan dari raja atau kepala suku setempat, kaum brahmana inilah yang akan menyebarluaskan agama dan budaya India di Nusantara karena melihat pada agama tersebut yang boleh menyebar luaskan agama dan mengetahui kitab suci hanya dari golongan brahmana. 
 d.         Teori Arus Balik
Menurut teori ini menyatakan berkembangnya agama dan budaya India di Nusantara berdasarkan pada orang-orang Nusantara belajar agama hindu-Buddha dan pergi berziarah ke India, kemudian mereka kembali ke Nusantara dengan menyebarkan agama dan budaya yang mereka dapatkan di India.
B.        Kondisi Kehidupan Sosial Pada Masyarakat Hindu-Buddha di Indonesi

Candi prambanan adalah salah satu candi Hindu yang termegah di Indonesa, dimana relief-releif dan patung-patung yang terdapat didalamnya adalah yang berbasisi hindu terutama persembahan kepada dewa siwa.
Fakta-fakta proses interaksi masyarakat Nusantara dengan tradisi Hindu-Buddha sebagai berikut meliputi :

a.           Bidang teknologi

Pengaruh agama Hindu-Buddha dalam bidang teknologi yang menonjol adalah dalam teknologi arsitektur di Nusantara yang tampak dengan jelas bahkan menjadi yang dominan dengan adanya bangunan-bangunan candi-candi yang tersebar di Nusantara, bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-Buddha yang memiliki nilai budaya dan kepentingan religius yang sangat tinggi oleh karena itu agama Hindu-Buddha mempengaruhi kemajuan teknologi arsitektur masyarakat Nusanatara.

Gambar 1.1 Candi Prambanan  
Candi prambanan adalah salah satu candi Hindu yang termegah di Indonesa, dimana relief-releif dan patung-patung yang terdapat didalamnya adalah yang berbasisi hindu terutama persembahan kepada dewa siwa.

Gambar 1.2 Candi Borobudur

Sekilas Tokoh

Siddharta Buddha Gautama adalah sosok yang melahirkan ajaran Buddha, pokok ajarannya terangkum menjadi empat kebijakan dasar.
gambar 1.3 Siddharta Buddha Gautama
Selain teknologi arsitektur juga turut mempengaruhi bidang pertania, pengelolaan sisstem irigasu yang baik mulai diperkanalkan dan dikembangkan di Nusantara hal itu dapat dilihat dari relief candi-candi yang menggambarkan teknologi irigasi si zaman Kerajaan Majapahit.
Dengan adanya pembuatan candi tersebut yang terbuat dari bebatuan besar dan bentuk candi yang besar dapat dilihat jika kehidupan masyarakat pada masa itu sudah bersifat gotong royong atau kekeluargaan karena membangun candi besar tersebut membutuhkan banyak tenaga kerja dan kerjasama antara pekerjanya dalam menyelesaikan pembuatan Candi-candi tersebut.
b.    Bidang pendidikan
Dalam bidang pendidikan di Nusantara adalah digunakannya bahasa Sansekerta dan huruf Palawa dalam kehidupan sebagian masyarakat Nusantara, bahasa ini terutama dipergunakan dikalangan pendeta dan bangsawan kerajaan pada saat itu juga telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa kuno, dan bahasa Bali kuno yang merupakan bahsa Sansekerta.

Hal itu membuktikan bahwa sebagian masyarakat Nusantara saaat itu sudah mengenal budaya baca tulis, selain itu telah diterapkannya sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikannya sekolah-sekolah (parasman) khusus untuk mempelajari agama Hindu-Buddha sistem pendidikan ini kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak diterapkan diberbagai kerajaan Nusantara. 
Gambar 1.4 Pengilustrasian keadaan asrama

Dengan adanya pengaruh tersebut munculah seorang guru yang biasa disebut mahaguru yang mengajarkan ilmunya kepada murid didikannya didalam suatu asrama tersebut terdapat banyak murid yang berasal dari berbagai daerah, melihat demikian maka semakin intensiflah interaksi dan hubungan masyarakat yang terjalin dari berbagai daerah di Nusantara sistem pendidikan yang ada pada masa itu kemudian akan berlanjut hingga era Indonesia saat ini.
Bukti pengaruh budaya Hindu-Buddha dalam bidang pendidikan juga tampak dengan lahirnya banyak karya sastra yang beraliran Hindu-Buddha karya sastra yang bermutu tinggi merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya  Hindu-Buddha, sejumlah sastrawan pada masa kerajaan Hindu-Buddha yang menghasil karya agungnya antara lain Empu Sedah dan Empu Panuluh (Bharatayudah), Mpu Kanwa (Arjuna Wiwaha), Mpu Dharmaja (Smaradhana), Mpu Prapanca (Negarakertagama), dan Mpu Tantular (Sutasoma). Dengan adanya banyak karya sastra agung yang telah dibuat oleh sastrawan hebat pada masa budaya Hindu-Buddha sudah mencermintakan bahwa kehidupan masyarakat sudah mengenal lebih dalam akan nilai esensial dari hidup atau sebuah karya yang dijadikan sebagai hiburan dan menumbuhkan dunia khayalan. 
Gambar 1.5 Kitab Neragakertagama

c.                   Bidang sosial dan pemerintahan

Setelah masuk dan berkembangnya agama Hindu-Buddha di Nusantara membuat perubahan yang terjadi di tatanan sosial masyarakat Nusantara, diantaranya masyarakat Nusantara mengenal sistem kasta.
Gambar 1.6 stratifikasi sistem kasta dalam Hindu

 dalam agama Hindu membuat perubahan yang sangat besar dari kehidupan sosial masyarakat Nusantara yang sebelumnya tidak mengenal adanya sertifikasi sosial yang lebih mengikat seperti kasta tersebut, perubahan interaksi sosial, hubungan sosial misalnya proses perkawinan yang tidak boleh dengan pasangan yang berbeda kasta harus dari satu kasta banyak pula yang melakukan hal tersebut maka akan dikeluarkan dalam kastanya dan tidak memiliki kasta maka akan digolongan pada golongan sudra yang sangat direndahkan bahkan disamakan dengan golongan binatang.
Sementara itu dalam bidang pemerintahan masuknya budaya Hindu-Buddha mendorong terbentuknya pemerintahan yang bersistem kerajaan di Nusantara, dalam sistem ini masyarakat tidak lagi dipimpin oleh seorang kepala suku atau ketua adat melainkan dipimpin oleh raja yang berkuasa secara turun temurun. 


Sekilas Info
Selain empat golongan kasta disamping, ada juga golongan yang disebut kasta paria yaitu orang-orang buangan atau yang telah melakukan pelanggaran kasta sehingga dikeluarkan dari kastanya maka golongan tersebut dmasuk pada golongan paria dan disetarakan dengan hewan dan tumbuhan. 



d.         Sistem Kepercayaan


Masuknya agama Hindu-Buddha mendorong masyarakat Nusantara mulai menganut agama Hindu atau Budha meskipun begitu masyarakat Nusantara tidak menginggalkan identitas dari kepercayaan lokal aslinya, seperti pemujaan roh nenek moyang dan terjadi akulturasi budaya Hindu-Buddha yang masuk ke Nusantara dengan budaya asli Nusantara atau kepercayaan asli Nusantara adimisme, dinamisme. 
Seperti halnya penggabungan dua unsur kebudayaan tersebut menjadi sebuah budaya yang baru dengan khasanah kebudayaan yang lebih tinggi.  
Gambar 1.7  pemujaan di borobudur


Fakta Unik
Pada masa kerajaa-nkerajaan Hindu-Buddha, rakyat terkadang sukarela menjadi tenaga kerja dalam pembangunan istana, candi-candi dan jalan-jalan walau tanpa dilakukan bayaran. Hal itu wujud kecintaan terhadap raja yang dianggap sebagai titisan dewa.

C.                  Kondisi Kehidupan Masyarakat Modern
a.              Aspek Mental Manusia
1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan orang lain.

b.              Aspek Teknologi
1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah kemajuan atau modernisasi.

2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi yang tinggi.
Gambar 1.8 penggunaan teknologi modern

a.              Aspek Pranata Sosial
1)          Pranata Agama 


Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme
2)           Pranata Ekonomi
1. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
2. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
3. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
4. Kurang mengenal gotong-royong.
5. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan konsumsi.

6. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.

3)                        Pranata Keluarga     

1. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemah dan longgar, karena cara hidup yang cenderung inidividualis.

2. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis.
4)                              Pranata Pendidikan

Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.
Gambar 1.9 ilustrasi belajar di era modern

 5)                          Pranata Politik
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud demokratisasi masyarakat.
Gambar 1.10 ilustrasi pidato politik
D. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern

Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga.
Yang terjadi kemudian adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena dipacu oleh semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis. Pertama, kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi sehingga rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena individu mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah, keempat birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.

E. Kebudayaan Modern
Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
a. Kebudayaan Teknologi Modern 

Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran.
Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
b. Kebudayaan Modern Tiruan
Gambar 1.11 ilustrasi Makanan Junk food
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan jankfood atau makanan cepat saji.
Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan.

Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya 
c. Kebudayaan-Kebudayaan Barat

Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana orang minum minuman bersoda namun hal itu belum menjadi kebudayaan.

D.      Pengaruh kehidupan Sosial Hindu-Buddha Kepada Masyarakat modern
1)     Kepercayaan
Dengan adanya agama Hindu-Buddha yang masuk di Indonesia, sampai sekarang agama Hindu-Buddha masih banyak dianut oleh masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu agama yang menjadi agama yang resmi diakui negara. Sampai saat ini kepercayaan dan keyakinan dari nilai religius ini masih berkembang didalam masyrakat Indonesia seperti adanya ziarah kubur dan menaburkan bunga diatas kuburan,
2)     Tradisi
pai saat ini tradisi dan kebudayaan Hindu-Buddha sudah melebur dan berakulturasi dengan budaya Islam dan budaya Asli Indonesia dan masyarakat Indonesia tetap menjalankan tradisi tersebut, seperti upacara-upacara adat, tari-tarian tradisonal Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha menjadi sebuah khasanah kebudayaan khas Indonesia






3)     Sistem pendidikan 
Sistem pendidikan di Indonesia diawali dengan mengenalnya bahasa Sansekerta dan tulisan palawa dan terbentuknya asrama serta sistem sekolah pada pendidikan, hal tersebut menjadi dasar dari perkembangan dan tahapan awal mula bangsa Indonesia menganal dunia pendidikan jika tidak mengenal tulisan tersebut maka tidak tau kapan bangsa Indnesia menganal dunia pendidikan.
Hal tersebut juga menjadi sebuah bukti nyata dengan adanya tulisan bahwa pada masa itu Nusantara sudah memasuki masa Sejarah, sampai saat ini tahapan sekolah melalui kelas-kelas lanjutan tersebut masih berlaku di Indonesia. 

Rangkuman


Agama Hindu tumbuh di India sekitar tahun 1500 SM, Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya ke India. Agama Buddha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi golongan Brahmana atas jajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India.
Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia maka berkembang pula sistem kehidupan sosial dalam masyarakat Nusanatara yang dipengaruhi kebudayaan Hindu-Buddha.  

Kolom sejarah
Salah satu bentuk peninggalan dari agama Hindu-Buddha di Indonesia adalah bangunan candi. Bangunan candi yang memiliki ciri unik, salah satunya adalah Borobudur.
Bangunan ini berupa punden berundak, yang menjadi ciri khas bangunan megalitikum di Indonesia pada zaman prasejarah. Pada bangunannya, tidak terdapat sebuah ruang utama yang mnejadi pusat kegiatan. Setiap bagian Candi Borrobudur menjadi penting karena menceritakan kisah tentang perjalanan manusia di dunia hingga mencapai nirwana.

 Aktivitas
Jalur pelayaran dan perdagangan yang melalui kepulauan Nusantaratelah mempengaruhi kebudayaan masyrakat pribumi Nusantara. Di masa sekarang, kemajuan teknologi memudahkan masyarakat manapun untuk menerima kebudayaan dari berbagai belahan dunia.
Menurut Anda, adakah kesamaan antara proses masuknya budaya dan kehidupan sosial yang melalui jalur pelayaran dan perdagangan dengan kemajuan teknologi? Jelaskan uraian hasil diskusi Anda salam bentuk uraian analisis!

 Analitika

Buatlah sebuah kelompok diskusi dengan teman-teman Anda! Diskusikan hal-hal berikut!
·         Menurut kalian, apakah kontribusi paling besar dari kebudayaan Hindu-Buddha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia pada saat ini?
·         Berilah contoh-contoh bukti peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha dalam kehidupan sosial di lingkungan Anda!



DAFTAR PUSTAKA
Bakker, JWM. (1999). Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Mulia, T.S.G. (1951). India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Supriatna, nana. (2013). Indonesian History 1 For Grade X Senior high School. Bandung : Gravindo .
Su’ud, Abu. (1988). Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa di Asia Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suwarno. (2012).  Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta : Ombak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar