Kebudayaan Megalithikum Sebagai Pusaka Nusantara
A.
Berkembangnya
Kebudayaan Megalithikum
kata megalithikum berasala dari
dua kata yaitu Megalithik yang berari
besar, dan kata Litos berarti batu.
jadi dapat disimpulkan megalithikum adalah zaman batu besar hal ini sesuai
dengan benda-benda hasil kebudayaan pada masa ini yang terbuat dari bahan batu
dengan bentuk yang besar-besar benda-benda tersebut dibuat sesuai dengan fungsi
dan kegunaannya. kebudayaan megalithikum yang ada
dikepulauan Nusantara berasal dari Dongson dengan arah persebarannya,
masyarakat pendukung kebudayaan ini adalah proto melayu atau melayu tua.
Peta 1.1
persebaran benda-benda kebudayaan di Nusantara
Gambar diatas menjelaskan penyebaran Kebudayaan yang ada di Nusantara yang di bawa oleh masyarakat proto melayu dan papua melanosoid, karena jaman megalithikum terjadi pada masa neolithikum dan berkembang pesat pada masa logam. sehingga daerha penyebarannya pun sama dengan benda-benda kebudayaan neolithikum yaitu berasal dari arah barat dan timur dari arah barat berasal dari Dongson dan Timur dari Yunan.
a.
Ciri-Ciri
Jaman Megalithikum
·
bahan utama pembuatan benda-benda berasal dari
batu-batu besar baik itu batu yangberasal dari gunung atau pun sungai.
·
bangunan-bangunan yang dbuat bersekala besar.
·
bangunan dan benda hasil kebudayaan sangat erat
fungsinya dengan kehidupan religius masyarakat.
·
sudah mengenal teknik arsitektur bangunan yang
tinggi.
Tabel 1.1 jaman megalithikum
b.
Penyebaran
Benda-Benda Kebudayaan
penyebaran
kebudayaan batu di kepulauan Nusnatara berasal dari Dongson yang kemudian
masyarakat pendukungnya melakukan perpindahan tempat tinggal menuju kepulauan
Nusanatara dengan menggunakan perahu bercadik.
gambar 1.1
Perahu bercadik
gambar perahu bercadik yang terdapat pada relief Candi
Borobudur, terlihat gambar perahu yang digunakan untuk berlayar dengan bentuk
yang besar diperkirakan digunakan sebagai alat transportasi melintas antar
kepulauan. bentuk Nusantara yang kepulauan dengan jumlah laut yang lebih luas
dan bersifat kemaritiman memang sudah dibuktikan sejak masa prasejarah yang
mana bangsa Proto melayu sebagai nenek moyang bangsa Indonesia ahli dalam
pelayaran dan ilmu kemaritiman.
setelah membaca penjelasan diatas
coba Anda lakukan analisis mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia
adalah seorang pelaut!!
masyarakat pendukungnya adalah
proto melayu atau melayu tua yang memang terkenal dengan keahliannya di bidang
pelayaran sehingga bisa mengarungi lautan dan menuju kepulauan Nusantara. lalu
masuk ke Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan papua.
kebudayaan jaman batu juga
menyebar seiring dengan persebaran benda budaya lainnya seperti kapak lonjong
dan kapak persegi yaitu melului jalur barat dan timur. jalur barat dengan
melalui Sumatera, jawa dan jalur timur dari yunan ke dibawa oleh masyarakat
papua melanosoid ke kepulauan Papua.
B .
Benda-benda
Kebudayaan
a.
Menhir
Menhir
Menhir adalah
tiang atau tugu batu yang tebuat dari batu yang didirikan dengan posisi yang
berdiri ke atas, tugu batu ini berfungsi sebagai tanda peringatan dan
melambangkan pemujaan kepada arwah nenek moyang sehingga bisa dikatan sebagai
benda pemujaan yang mengandung nilai religius masyarakat. menhir banyak
ditemukan didaerah-daerah dataran tinggi, seperti di dataran tinggi
Pasemah (pegunungan antara Palembang dan
Bengkulu), Gunung Kidul, Rembang (Jawa Tengah), Sungai Talang Koto (Sumatera
Barat), Lahat (Sumatera Selatan).
gambar 1.2 Tugu menhir di tanah
Toraja
Sumber :
http://thedreamerblog.com/
bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat
prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir
ditujukan untuk penghormatan kepada arwah nenek moyang. Wisata Batu Beranak ini terletak sekitar 5 km dari Kota Rantepao, dan
berada di Jl. Bori, Kecamatan Sesean di Toraja bagian utara. Untuk Menuju ke
Situs Megalith ini, jalan yang bisa ditempuh terbilang cukup banyak, namun
tentunya dengan medan jalan yang tidak terlalu bagus. Menhir yang berada di sana sedikitnya
berjumlah 102 bilah batu yang berdiri dengan megah. Kesemuanya itu berbeda
ukuran yang membuat komposisi dan penempatan terlihat sangat cantik dan indah.
24 Buah batu ukuran besar, 24 buah ukuran sedang dan 54 buah berukuran kecil.
Untuk ukuran menhir ini mempunyai nilai adat yang sama meskipun berbeda ukuran. Penyebab perbedaan adalah perbedaan situasi dan kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu saja. Proseso Megalit/Simbuang Batu itu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam tingkat Rapasan Sapurandanan (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor).
Untuk ukuran menhir ini mempunyai nilai adat yang sama meskipun berbeda ukuran. Penyebab perbedaan adalah perbedaan situasi dan kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu saja. Proseso Megalit/Simbuang Batu itu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam tingkat Rapasan Sapurandanan (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor).
dapatkah Anda menemukan situs-situs megalithikum menhir di
Daerah Indonesia lain dan apakah situs kebudayaan menhir dapat ditemukan di
negara-negara lain !!!
b.
Dolmen
Dolmen adalah
sebuah batu yang dibentukan seperti meja yang digunakan untuk meletakan sesaji,
dolmen berkaitan dengan menhir yaitu tempat meletakan sesaji untuk pemujaan.
kepada
arwah nenek moyang.
gambar 1.3 Dolmen
Sumber:http://wisnujadmika.files.wordpress.com
Dolmen
yang berasal dari Sumba Nusa tenggara Timur, Besar tiang-tiang penyangga
biasanya disesuaikan dengan besar batu datarnya. Semakin besar batu datar maka
semakin besar pula tiang penyangganya.
Tradisi megalitik di pulau Sumba merupakan hal yang
menarik. Tidak hanya bentuk-bentuknya yang sangat besar dan beratnya hingga
berton-ton, melainkan keunikan ini tampak pada pelaksanaan upacara-upacara saat
mendirikan bangunan tersebut. Keuinkan tersebut nampak mulai dari usaha
pencarian batu, pengangkutan batu maupun saat upacara memasukkan mayat ke
dalam dolmen. Semuanya itu merupakan kegiatan yang menjadi satu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
setelah
mengetahui dolmen yang berbentuk meja menurut anda analisislah apakah pengaruh
bangunan ini pada pembuatan meja saat ini!!
C.
Sarcophagus
atau Keranda
Sarccophagus
atau
keranda adalah sebuah bangunan yang digunakan sebagai peti mati penyimpan mayat
pada jaman megalith. bentuknya seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai
penutup diatasnya. salah satu tempat penemuan sarcophagus adalah di bali yang
ditemukan dengan isinya tulang belulang manusai, barang-barang perunggu dan
besi, serta manik-manik. sarcophagus juga banyak ditemukan di pulau jawa .
gambar 1.4 Sarcophagus
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/
sarkofagus ini menandakan kepercayaan pada waktu itu, bahwa orang yang meninggal perlu dikubur dalam peti mayat. Di daerah Bali, sarkofagus ini banyak ditemukan di Nusantara. salah satu nenda koleksi Musem Gedong Arca Bali yang ditemukannya sarkofagus gandat emuan dari Dusun Sengguan, Gianyar. Disebut sarkofagus ganda karena palungan mengandung lagi palungan kecil berbentuk bulat telur. Isinya tulang-belulang. Tentu ya karena palungan sebenarnya keranda batu. Penguburan dengan palungan di Bali diperkirakan berasal dari zaman perundagian, 2500 tahun lalu. Beberapa koleksi palungan Gedong Arca berbentuk trapesium dan kura-kura.
kubur batu adalah peti mati
yang terbuat dari batu membentuk persegi atau persegi panjang yang sekeliling
sisinya berdinding dan sisi atas, sisi bawah beralaskan batu. dari segi bentuk
yang membedakan ialah keranda adalah sebuah batu besar yang dicekungkan bagian
atasnya seperti lesung dan dibuatkan tutup batu tersendiri, sedangkan kubur
batu merupakan peti yang papan-papannya lepas dari yang lainnya tetapi
ditempelkan berdekatan sehingga kokoh.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang saudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik.
Gambar 1. 5 kubur batu yang didalamnya terdapat tulang manusia
sumber : http//4.15-Sebuah-keranda-batu-berisi-kerangka-ma
Gambar 1.6 kubur batu
Sumber :
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Kubur Batu Tanjung Aro terletak di Desa Tanjung Aro,
Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Propinsi Sumatera Selatan. Secara
astronomis berada pada koordinat S 04º001’17.1” E 103º14’12.8”.
Di situs Tanjung Aro ini kubur batu berjumlah 2 buah dan
letaknya berdampingan dengan bentuk dan ukurannya hampir sama. Kubur batu
terbuat dari susunan lempengan batu membentuk sebuah ruang atau bilik dan
terletak di bawah permukaan tanah, bilik tersebut memiliki ukuran a) lebar 1,33
m, panjang 1,74 m, tinggi 1,57 m dan b) lebar 0,70 m, panjang 0,85 m, tinggi
0,90 m. Lempengan batu tersebut disusun menjadi sebuah dinding ruang dan
atap. Di dalamnya sendiri selain ada ruang menyerupai kamar juga terdapat
ruangan yang lebih kecil berada di bagian ujung dinding yang berhadapan dengan
pintu masuk. Sedangkan lantai yang ada di dalam ruangan tersusun atas
lempengan-lempengan batu kecil yang berfungsi sebagai ubin.
Pada masa prasejarah ketika kebudayaan megalitik berkembang bahwa kubur
batu merupakan salah satu dari jenis peninggalan batu-batu besar (megalit).
Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur batu sendiri sebagai tempat
penguburan (stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di lingkungan
masyarakat yang hidup pada masa megalit. Kubur batu ini sudah dilakukan
pengamanan dengan cara diberi pagar keliling yang terbuat dari kayu dengan
ukuran panjang sekitar 5,50 meter dan lebar sekitar 5 meter. Sedang bagian atas
di beri cungkup seng dengan tiang penyangga dari kayu dan pondasi semen.
D.
Punden Berundak-undak
Punden
Berundak adalah bangunan megalith berupa susunan bertingkat-tingkat semakin
atas maka akan semakin mengerecut tingkatannya.
yang berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada arwah nenek moyang,
peninggalan megalith ini banyak ditemukan di Pulau Jawa.
Sumber :
http://www.budisma.web.id/
Punden berundak merupakan contoh struktur tertua
buatan manusia yang tersisa di Indonesia, beberapa dari struktur tersebut
beranggal lebih dari 2000 tahun yang lalu. Punden berundak bukan merupakan
“bangunan” tetapi merupakan pengubahan bentang-lahan atau undak-undakan yang
memotong lereng bukit, seperti tangga raksasa. Bahan utamanya tanah, bahan
pembantunya batu;menghadap ke anak tangga tegak, lorong melapisi jalan setapak,
tangga, dan monolit tegak.
Dapatkah Anda hubungkan fungsi, bentuk, dan unsur-unsur dari bentuk Punden
berundak dengan situs gunung padang!!!!
E.
Arca
Batu
Arca
batu atau patung adalah bangunan yang terbuat dari batu berbrntuk manusia atau
binatang yang melambangkan arwah nenek moyang yang bersifat gaib dan suci,
berfungsi sebagai benda pemujaan kepada arwah nenek moyang.
Gambar 1. 8 arca batu kodok
Sumber :
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Pada
Situs Tinggi Hari 1 ada dua arca yang mengambarkan figur manusia. Arca
pertama, dikenal sebagai Arca Manusia atau lebih dikenal masyarakat lokal
dengan sebutan ‘batu kodok”. Arca Manusia ini berjarak lebih kurang 100 meter
dari menhir berelief dengan posisi saling berhadapan. Figur arca manusia
ini digambarkan dalam posisi duduk membungkuk dengan kedua tangan sedang
memegang sosok individu yang lebih kecil. Pada bagian kepala arca, wajah arca
tidak bisa dikenali lagi bagian mata, hidung dan mulut. Bagian leher arca
terdapat hiasan kalung berupa manik-manik besar. Bentuk persegi enam
ditampilkan pada manik-manik kalung. Amatilah gambar arca kodok diatas
apa yang bisa anda dapatkan!!!
F.
Waruga
waruga adalah kubur batu
yang berbentuk kubus atau bulat, bangunan ini terbuat dari batu besar yang
utuh. waruga banyak ditemukan di daerha Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Gambar 1. 9 Waruga
Sumber : http://lontaraproject.com
Dari cerita-cerita yang diwariskan turun temurun,
batu-batu yang akan digunakan adalah batu masif/solid yang dibawa dari gunung
ke kampung, dengan cara dijinjing (bisa sambil membayangkan kita menjinjing tas
belanjaan, seperti itulah kira-kira) lalu dengan peralatan seadanya, batu itu
dikerok/dicoak, sebagai tempat tubuh orang yang meninggal. Tubuh tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam batu dengan posisi kaki ditekuk, seperti posisi
seorang bayi dalam rahim ibu. Demikian batu ini adalah morfologi rahim seorang
ibu, tempat manusia akan dilahirkan ke dunia, sementara batu ini menjadi tempat
manusia meninggalkan dunia.
Setelah membaca jenis peti mati yang berbeda dapatkah
Anda identiifkasi perbedaaan bentuk dan makna diantara peti-peti mati hasil megalith!!!!!
C.
Corak
kehidupan masyarakat
pada masa megalithikkum yang
berlangsung sejak jaman nelolithikum dan jaman logam.
a.
sistem
kehidupan Sosial
sistem
kehidupan pada masa megalithikum adalah sebaga berikut :
Ø Food
producing
mengelola dan
menghasilkan makanan sendiri serta mengolah makanan dengan cara memasak makanan
terlebih dahulu.
Ø Tempat
tinggal menetap
Gambar 1.10 rumah panggung
sumber : http://www.kerajaannusantara.com/
membuat rumah-rumah dari kayu dan rumah panggung sebagai
tempat tinggal.
Ø Bercocok
tanam tingkat tinggi
sudah mulai mengenal sistem persawahan dan pengelolaan
tanaman bersawah, berkebun dan menanam aneka jenis tanaman yang digunakan
sebagai bahan makanan.
Ø Bertenak
selain bercocok tanam juga mengenal sistem peternekan hewan
hewan yang digunakan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia seperti sapi,
kerbau dan hewan yang untuk dikomsumsi
lainnya.
Ø Nelayan
memancing
dan mengkap ikan dilautan juga merupakan salah satu kemampuan yang
dimiliki masyarakat pada masa itu, mengingat sudah adanya teknologi perahu.
Ø Membuat
alat-alat dari gerabah
gambar 1. 11 gerabah
salah
satu bentuk sserpihan gerabah pada yang ditemukan saat ini.
Penemuan gerabah merupakan suatu bukti adanya kemampuan
manusia mengolah makanan. Hal ini dikarenakan fungsi gerabah di antaranya sebagai tempat meyimpan
makanan. Gerabah merupakan suatu alat yang terbuat dari tanah liat kemudian
dibakar. Dalam perkembangan berikut, gerabah tidak hanya berfungsi sebagai
penyimpan makanan, tetapi semakin beragam, bahkan menjadi barang yang memiliki
nilai seni.
Sumber : http://gunungtoba2014.blogspot.com/
Cara pembuatan gerabah mengalami perkembangan dari mulai
bentuk yang sederhana hingga ke bentuk yang kompleks. Dalam bentuk yang
sederhana dibuat dengan tidak menggunakan roda. Bahan yang digunakan berupa
campuran tanah liat dan langsung diberi bentuk dengan menggunakan tangan.
pada masa Megalithikum ini
kehidupan sosial yang tercermin adalah masyarakat hidup dengan cara
kekeluargaan dan saling gotong royong melihat bangunan-bangunan yang terbuat
dari batu yang besar memerlukan banyak tenaga untuk membangunnya dan dibutuhkan
kerjasama agar dapat menyelesaikan bangunan dengan benar. yang mana
kekeluargaan dan gotong royong sendiri merupakan identitas bangsa Indonesia
sudah tercermin sejak masa prasejarah.
b.
Sistem
Kepercayaan
pada
masa megalith sangat kental sekali sistem religi yang terdapat didalam
masyarakat, dapat disimpulkan pada masa itu masyarakat sudah memiliki
kepercayaan. kepercayaan pada manusia purba tumbuh dan berkembang sejak masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. berdasarkan kepercayaan
tersebut masyarakat purna mengenal kepercayaan yang berjenis animisme,
dinamisme, totenisme.
·
Anisme adalah
kepercayaan kepada roh nenek moyang sebagai alam gaib yang memberikan
ketentraman terhadap kehidupan manusia yang masih hidup.
·
Dinamisme
kepercayaan
ini memiliki perkembangan yang tidak jauh berceda dengan Animisme. dinamisme
merupakan kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib.
Gambar 1. 13sistem kepercayaan Dinamisme
Sumber : http// sistem-kepercayaan-manusia-purba-3-638//
pemujan kepada batu yang diangap memiliki kekuatan gaib masyarakat mengelilingi sebuah batu dan
dianggap suci.
·
Totenisme
adalah
kepercayaan terhadap hewan-hewan dan aneka jenis tumbuhan-tumbuhan yang
memiliki kekuatan gaib.
c.
ilmu
pengetahuan masyarakat
Gambar 1.5 Situs Gunung Padang
situs gunung padang sebagai salah satu bentuk
bangunan megalitik yang mencerminkan teknik pengetahuan arsitektur yang dimiliki
masyarakat megalith yang sudah tinggi.
pada masa megalithikum ilmu
pengetahuan masyarakat saudah mulai tinggi, hal ini dibuktikan dengan
perkembangan benda-benda yang dihasilkan masyarakat dalam berbagai aspek yaitu
benda yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, sebagai alat pemujaan serta sebagai
alat untuk menghasilkan makanan. memang pemekirannya masih didalam angan-angan
kepercayaan yang primitif tetapi dalam menggunakan alam yang dimanfaatkan untuk
memenuhi segala bentuk aspek dalam kehidupan sudah dalam tahap pemikiran yang
sangat tinggi karena bisa menghasilkan benda apapun yang terbuat dari alam.
Kolom Sejarah
Gambar
candi Cetoh, solo.
peninggalan yang paling menonjol dari situs candi ini adalah
temuan prasasti dan juga tatanan batu mendatar pada teras ke VII dan III.
tafsir dari prasasti memberikan informasi tentang tahun pendirian dan fungsi
candi yaitu didirikan pada tahun 1397 saka atau 1475 M sebagai tempat peruwatan
atau pembebasa dari kutukan.
Candi Cetho adalah lokasi tujuan wisata andalan Kabupaten
Karanganyar. selain para wisatawan kompleks Candi juga masih digunakan sebagai
tempat sucai oleh warga sekitar yang beragama Hindu dan juga mereka yang
menganut Kejawen.
References
Book Refecences
Poesponegoro,
Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 1.Edisi
ke-4. Jakarta : Balai Pustaka.
Koentjraningrat.
(1970). Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Soekanto,
Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Supriatna,
nana. (2013). Indonesian History 1 For
Grade X Senior high School. Bandung: Gravindo.
Website
References
Indonesia, Museum. 2009. Koleksi
Museum Nusantara (online). Tersedia di http://www.museumindonesia.com/museum/18/2/Museum_Gedong_Arca.
[diakses pada 12-11-2014].
Kirana, Wina. 2013.
Cerita Pelosok Nusantara (online).
Tersedia di http://lontaraproject.com/101-la-galigo/indonesia-pusat-wisata-megalitikum-dunia/.
[diakses pada 12-11-2014].
________. 2011.
Hasil Kebudayaan Megalitikum dan
Budaya Megalitik di Indonesia (online). Tersedia di http://dhoni-ds.blogspot.com/2011/12/hasil-kebudayaan-megalitikum-dan-budaya.html.
[diakses pada 12-11-2014].
________.
2014. Mari Berwisata Candi Cetoh (online). Tersedia di http://chic-id.com/candi-cetho-sacred-redemption-temple-of-condemnation/.
[diakses pada 12-11-2014].
________.
2014. Meja Batu
Masa Megalithikum (online). Tersedia di http://hansitta.inilahkita.com/2009/11/11/kabar-dari-sumba/.
[diakses pada 12-11-2014].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar