sekilas bisu benda bersejarah

Sesuai dengan kurikulum 2013

Minggu, 23 November 2014

Megalith in Indonesia


Kebudayaan Megalithikum Sebagai Pusaka Nusantara
A.     Berkembangnya Kebudayaan Megalithikum
kata megalithikum berasala dari dua kata yaitu Megalithik yang berari besar, dan kata Litos berarti batu. jadi dapat disimpulkan megalithikum adalah zaman batu besar hal ini sesuai dengan benda-benda hasil kebudayaan pada masa ini yang terbuat dari bahan batu dengan bentuk yang besar-besar benda-benda tersebut dibuat sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.  kebudayaan megalithikum yang ada dikepulauan Nusantara berasal dari Dongson dengan arah persebarannya, masyarakat pendukung kebudayaan ini adalah proto melayu atau melayu tua.
Peta 1.1 persebaran benda-benda kebudayaan di Nusantara


 dari gambar diatas terlihat bagaimana penyebaran kebudayaan megalithikum dari pulau-pulau yang ada di Nusantara, baik dari arah barat maupun timur melitasi pulau-pulau. hampir pada semua pulau besar yang ada di Nusantara ditemukan situs megalithikum yang penyebarannya sama dengan benda-benda hasil kebudayaan masa neolithikum. 


Gambar diatas menjelaskan penyebaran Kebudayaan yang ada di Nusantara yang di bawa oleh masyarakat proto melayu dan papua melanosoid, karena jaman megalithikum terjadi pada masa neolithikum dan berkembang pesat pada masa logam. sehingga daerha penyebarannya pun sama dengan benda-benda kebudayaan neolithikum yaitu berasal dari arah barat dan timur dari arah barat berasal dari Dongson dan Timur dari Yunan.
 kebudayaan megalithikum berlangsung pada prasejarah Nusantara dari jaman neolitihikum sampai jaman logam, benda-benda hasil keudayaan megalitjikum sangat mencerminkan jati diri masyarakat Nusantara kala itu. dengan berlangsungnya jaman logam tidak berakhir pula jaman batu pada masa itu, memang megalithikum itu akarnya terdapat pada jaman neolithikum tetapi baru berkembang lebih pesat  dalam jaman logam.
 a.   Ciri-Ciri Jaman Megalithikum
·         bahan utama pembuatan benda-benda berasal dari batu-batu besar baik itu batu yangberasal dari gunung atau pun sungai.
·         bangunan-bangunan yang dbuat bersekala besar.
·         bangunan dan benda hasil kebudayaan sangat erat fungsinya dengan kehidupan religius masyarakat.
·         sudah mengenal teknik arsitektur bangunan yang tinggi.
 ·          menggunakan perpaduan antara jaman batu dan logam yang kemudian menghasil kebudayaan akulturasi yang lebih maju.
Tabel 1.1 jaman megalithikum  
b.   Penyebaran Benda-Benda Kebudayaan

penyebaran kebudayaan batu di kepulauan Nusnatara berasal dari Dongson yang kemudian masyarakat pendukungnya melakukan perpindahan tempat tinggal menuju kepulauan Nusanatara dengan menggunakan perahu bercadik.
gambar 1.1 Perahu bercadik

gambar perahu bercadik yang terdapat pada relief Candi Borobudur, terlihat gambar perahu yang digunakan untuk berlayar dengan bentuk yang besar diperkirakan digunakan sebagai alat transportasi melintas antar kepulauan. bentuk Nusantara yang kepulauan dengan jumlah laut yang lebih luas dan bersifat kemaritiman memang sudah dibuktikan sejak masa prasejarah yang mana bangsa Proto melayu sebagai nenek moyang bangsa Indonesia ahli dalam pelayaran dan ilmu kemaritiman.
setelah membaca penjelasan diatas coba Anda lakukan analisis mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah seorang pelaut!!

masyarakat pendukungnya adalah proto melayu atau melayu tua yang memang terkenal dengan keahliannya di bidang pelayaran sehingga bisa mengarungi lautan dan menuju kepulauan Nusantara. lalu masuk ke Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan papua.
kebudayaan jaman batu juga menyebar seiring dengan persebaran benda budaya lainnya seperti kapak lonjong dan kapak persegi yaitu melului jalur barat dan timur. jalur barat dengan melalui Sumatera, jawa dan jalur timur dari yunan ke dibawa oleh masyarakat papua melanosoid ke kepulauan Papua.
B .     Benda-benda Kebudayaan
a.  
Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang tebuat dari batu yang didirikan dengan posisi yang berdiri ke atas, tugu batu ini berfungsi sebagai tanda peringatan dan melambangkan pemujaan kepada arwah nenek moyang sehingga bisa dikatan sebagai benda pemujaan yang mengandung nilai religius masyarakat. menhir banyak ditemukan didaerah-daerah dataran tinggi, seperti di dataran tinggi Pasemah  (pegunungan antara Palembang dan Bengkulu), Gunung Kidul, Rembang (Jawa Tengah), Sungai Talang Koto (Sumatera Barat), Lahat (Sumatera Selatan).

gambar 1.2 Tugu menhir di tanah Toraja

 Sumber : http://thedreamerblog.com/
bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan kepada arwah nenek moyang.  Wisata Batu Beranak ini terletak sekitar 5 km dari Kota Rantepao, dan berada di Jl. Bori, Kecamatan Sesean di Toraja bagian utara. Untuk Menuju ke Situs Megalith ini, jalan yang bisa ditempuh terbilang cukup banyak, namun tentunya dengan medan jalan yang tidak terlalu bagus. Menhir yang berada di sana sedikitnya berjumlah 102 bilah batu yang berdiri dengan megah. Kesemuanya itu berbeda ukuran yang membuat komposisi dan penempatan terlihat sangat cantik dan indah. 24 Buah batu ukuran besar, 24 buah ukuran sedang dan 54 buah berukuran kecil.
Untuk ukuran menhir ini mempunyai nilai adat yang sama meskipun berbeda ukuran. Penyebab perbedaan adalah perbedaan situasi dan kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu saja. Proseso Megalit/Simbuang Batu itu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam tingkat Rapasan Sapurandanan (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor).
dapatkah Anda menemukan situs-situs megalithikum menhir di Daerah Indonesia lain dan apakah situs kebudayaan menhir dapat ditemukan di negara-negara lain !!!

b.   Dolmen
Dolmen adalah sebuah batu yang dibentukan seperti meja yang digunakan untuk meletakan sesaji, dolmen berkaitan dengan menhir yaitu tempat meletakan sesaji untuk pemujaan.
kepada arwah nenek moyang. 
gambar 1.3 Dolmen

Sumber:http://wisnujadmika.files.wordpress.com
Dolmen yang berasal dari Sumba Nusa tenggara Timur, Besar tiang-tiang penyangga biasanya disesuaikan dengan besar batu datarnya. Semakin besar batu datar maka semakin besar pula tiang penyangganya.
Tradisi megalitik di pulau Sumba merupakan hal yang menarik. Tidak hanya bentuk-bentuknya yang sangat besar dan beratnya hingga berton-ton, melainkan keunikan ini tampak pada pelaksanaan upacara-upacara saat mendirikan bangunan tersebut. Keuinkan tersebut nampak mulai dari usaha pencarian batu, pengangkutan batu maupun saat upacara memasukkan mayat ke dalam dolmen. Semuanya itu merupakan kegiatan yang menjadi satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
setelah mengetahui dolmen yang berbentuk meja menurut anda analisislah apakah pengaruh bangunan ini pada pembuatan meja saat ini!!

C.   Sarcophagus atau Keranda





Sarccophagus atau keranda adalah sebuah bangunan yang digunakan sebagai peti mati penyimpan mayat pada jaman megalith. bentuknya seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai penutup diatasnya. salah satu tempat penemuan sarcophagus adalah di bali yang ditemukan dengan isinya tulang belulang manusai, barang-barang perunggu dan besi, serta manik-manik. sarcophagus juga banyak ditemukan di pulau jawa . 
gambar 1.4 Sarcophagus

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/
sarkofagus ini menandakan kepercayaan pada waktu itu, bahwa orang yang meninggal perlu dikubur dalam peti mayat. Di daerah Bali, sarkofagus ini banyak ditemukan di Nusantara. salah satu nenda koleksi Musem Gedong Arca Bali yang ditemukannya sarkofagus gandat emuan dari Dusun Sengguan, Gianyar. Disebut sarkofagus ganda karena palungan mengandung lagi palungan kecil berbentuk bulat telur. Isinya tulang-belulang. Tentu ya karena palungan sebenarnya keranda batu. Penguburan dengan palungan di Bali diperkirakan berasal dari zaman perundagian, 2500 tahun lalu. Beberapa koleksi palungan Gedong Arca berbentuk trapesium dan kura-kura.

kubur batu adalah peti mati yang terbuat dari batu membentuk persegi atau persegi panjang yang sekeliling sisinya berdinding dan sisi atas, sisi bawah beralaskan batu. dari segi bentuk yang membedakan ialah keranda adalah sebuah batu besar yang dicekungkan bagian atasnya seperti lesung dan dibuatkan tutup batu tersendiri, sedangkan kubur batu merupakan peti yang papan-papannya lepas dari yang lainnya tetapi ditempelkan berdekatan sehingga kokoh.
























Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang saudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. 
Gambar 1. 5 kubur batu yang didalamnya terdapat tulang manusia

sumber : http//4.15-Sebuah-keranda-batu-berisi-kerangka-ma
Gambar 1.6 kubur batu
Sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Kubur Batu Tanjung Aro terletak di Desa Tanjung Aro, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Propinsi Sumatera Selatan. Secara astronomis berada pada koordinat S 04º001’17.1” E 103º14’12.8”.
Di situs Tanjung Aro ini kubur batu berjumlah 2 buah dan letaknya berdampingan dengan bentuk dan ukurannya hampir sama. Kubur batu terbuat dari susunan lempengan batu membentuk sebuah ruang atau bilik dan terletak di bawah permukaan tanah, bilik tersebut memiliki ukuran a) lebar 1,33 m, panjang 1,74 m, tinggi 1,57 m dan b) lebar 0,70 m, panjang 0,85 m, tinggi 0,90 m.  Lempengan batu tersebut disusun menjadi sebuah dinding ruang dan atap. Di dalamnya sendiri selain ada ruang menyerupai kamar juga terdapat ruangan yang lebih kecil berada di bagian ujung dinding yang berhadapan dengan pintu masuk. Sedangkan lantai yang ada di dalam ruangan tersusun atas lempengan-lempengan batu kecil yang berfungsi sebagai ubin.
Pada masa prasejarah ketika kebudayaan megalitik berkembang bahwa kubur batu merupakan salah satu dari jenis peninggalan batu-batu besar (megalit). Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur batu sendiri sebagai tempat penguburan (stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di lingkungan masyarakat yang hidup pada masa megalit. Kubur batu ini sudah dilakukan pengamanan dengan cara diberi pagar keliling yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang sekitar 5,50 meter dan lebar sekitar 5 meter. Sedang bagian atas di beri cungkup seng dengan tiang penyangga dari kayu dan pondasi semen.
D.   Punden Berundak-undak
Punden Berundak adalah bangunan megalith berupa susunan bertingkat-tingkat semakin atas maka akan semakin mengerecut tingkatannya.  yang berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada arwah nenek moyang, peninggalan megalith ini banyak ditemukan di Pulau Jawa. 

 gambar 1. 7 Punden berundak

Sumber : http://www.budisma.web.id/

Punden berundak merupakan contoh struktur tertua buatan manusia yang tersisa di Indonesia, beberapa dari struktur tersebut beranggal lebih dari 2000 tahun yang lalu. Punden berundak bukan merupakan “bangunan” tetapi merupakan pengubahan bentang-lahan atau undak-undakan yang memotong lereng bukit, seperti tangga raksasa. Bahan utamanya tanah, bahan pembantunya batu;menghadap ke anak tangga tegak, lorong melapisi jalan setapak, tangga, dan monolit tegak.   
Dapatkah Anda hubungkan fungsi, bentuk, dan unsur-unsur dari bentuk Punden berundak dengan situs gunung padang!!!!

E.   Arca Batu
Arca batu atau patung adalah bangunan yang terbuat dari batu berbrntuk manusia atau binatang yang melambangkan arwah nenek moyang yang bersifat gaib dan suci, berfungsi sebagai benda pemujaan kepada arwah nenek moyang. 
Gambar 1. 8 arca batu kodok

Sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Pada Situs Tinggi Hari 1 ada dua arca yang mengambarkan figur manusia. Arca pertama, dikenal sebagai Arca Manusia atau lebih dikenal masyarakat lokal dengan sebutan ‘batu kodok”. Arca Manusia ini berjarak lebih kurang 100 meter dari menhir berelief dengan posisi saling berhadapan.  Figur arca manusia ini digambarkan dalam posisi duduk membungkuk dengan kedua tangan sedang memegang sosok individu yang lebih kecil. Pada bagian kepala arca, wajah arca tidak bisa dikenali lagi bagian mata, hidung dan mulut. Bagian leher arca terdapat hiasan kalung berupa manik-manik besar. Bentuk persegi enam ditampilkan pada manik-manik kalung.   Amatilah gambar arca kodok diatas apa yang bisa anda dapatkan!!!

F.   Waruga
waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat, bangunan ini terbuat dari batu besar yang utuh. waruga banyak ditemukan di daerha Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

 Gambar 1. 9 Waruga


Sumber : http://lontaraproject.com
Dari cerita-cerita yang diwariskan turun temurun, batu-batu yang akan digunakan adalah batu masif/solid yang dibawa dari gunung ke kampung, dengan cara dijinjing (bisa sambil membayangkan kita menjinjing tas belanjaan, seperti itulah kira-kira) lalu dengan peralatan seadanya, batu itu dikerok/dicoak, sebagai tempat tubuh orang yang meninggal. Tubuh tersebut kemudian dimasukkan ke dalam batu dengan posisi kaki ditekuk, seperti posisi seorang bayi dalam rahim ibu. Demikian batu ini adalah morfologi rahim seorang ibu, tempat manusia akan dilahirkan ke dunia, sementara batu ini menjadi tempat manusia meninggalkan dunia.
Setelah membaca jenis peti mati yang berbeda dapatkah Anda identiifkasi perbedaaan bentuk dan makna diantara peti-peti mati  hasil megalith!!!!!
C.          Corak kehidupan masyarakat 
pada masa megalithikkum yang berlangsung sejak jaman nelolithikum dan jaman logam.  
a.                   sistem kehidupan Sosial
sistem kehidupan pada masa megalithikum adalah sebaga berikut :
Ø Food producing
 mengelola dan menghasilkan makanan sendiri serta mengolah makanan dengan cara memasak makanan terlebih dahulu.
Ø  Tempat tinggal menetap
Gambar 1.10 rumah panggung 

sumber : http://www.kerajaannusantara.com/
membuat rumah-rumah dari kayu dan rumah panggung sebagai tempat tinggal.
Ø  Bercocok tanam tingkat tinggi
sudah mulai mengenal sistem persawahan dan pengelolaan tanaman bersawah, berkebun dan menanam aneka jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan makanan.
Ø  Bertenak
selain bercocok tanam juga mengenal sistem peternekan hewan hewan yang digunakan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia seperti sapi, kerbau dan hewan yang  untuk dikomsumsi lainnya.
Ø  Nelayan
memancing dan mengkap ikan dilautan juga merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki  masyarakat pada masa itu,  mengingat sudah adanya teknologi perahu.  

Ø Membuat alat-alat dari gerabah
 gambar 1. 11 gerabah

salah satu bentuk sserpihan gerabah pada yang ditemukan saat ini.
Penemuan gerabah merupakan suatu bukti adanya kemampuan manusia mengolah makanan. Hal ini dikarenakan fungsi gerabah di antaranya sebagai tempat meyimpan makanan. Gerabah merupakan suatu alat yang terbuat dari tanah liat kemudian dibakar. Dalam perkembangan berikut, gerabah tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan makanan, tetapi semakin beragam, bahkan menjadi barang yang memiliki nilai seni.
 Gambar 1.2  aneka gerabah



Sumber : http://gunungtoba2014.blogspot.com/
Cara pembuatan gerabah mengalami perkembangan dari mulai bentuk yang sederhana hingga ke bentuk yang kompleks. Dalam bentuk yang sederhana dibuat dengan tidak menggunakan roda. Bahan yang digunakan berupa campuran tanah liat dan langsung diberi bentuk dengan menggunakan tangan.

 Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat batu dan kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula ditemukan batu besar sebagai tempat untuk memecahkan perselisihan.
pada masa Megalithikum ini kehidupan sosial yang tercermin adalah masyarakat hidup dengan cara kekeluargaan dan saling gotong royong melihat bangunan-bangunan yang terbuat dari batu yang besar memerlukan banyak tenaga untuk membangunnya dan dibutuhkan kerjasama agar dapat menyelesaikan bangunan dengan benar. yang mana kekeluargaan dan gotong royong sendiri merupakan identitas bangsa Indonesia sudah tercermin sejak  masa prasejarah. 

b.               Sistem Kepercayaan
pada masa megalith sangat kental sekali sistem religi yang terdapat didalam masyarakat, dapat disimpulkan pada masa itu masyarakat sudah memiliki kepercayaan. kepercayaan pada manusia purba tumbuh dan berkembang sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. berdasarkan kepercayaan tersebut masyarakat purna mengenal kepercayaan yang berjenis animisme, dinamisme, totenisme.
·         Anisme adalah kepercayaan kepada roh nenek moyang sebagai alam gaib yang memberikan ketentraman terhadap kehidupan manusia yang masih hidup.
·         Dinamisme kepercayaan ini memiliki perkembangan yang tidak jauh berceda dengan Animisme. dinamisme merupakan kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib.
Gambar 1. 13sistem kepercayaan Dinamisme


Sumber : http// sistem-kepercayaan-manusia-purba-3-638// 

pemujan kepada batu yang diangap memiliki kekuatan gaib  masyarakat mengelilingi sebuah batu dan dianggap suci.

·         Totenisme adalah kepercayaan terhadap hewan-hewan dan aneka jenis tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kekuatan gaib.
c.          ilmu pengetahuan masyarakat

Gambar 1.5 Situs Gunung Padang

situs gunung padang sebagai salah satu bentuk bangunan megalitik yang mencerminkan teknik pengetahuan arsitektur yang dimiliki masyarakat megalith yang sudah tinggi.  

pada masa megalithikum ilmu pengetahuan masyarakat saudah mulai tinggi, hal ini dibuktikan dengan perkembangan benda-benda yang dihasilkan masyarakat dalam berbagai aspek yaitu benda yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, sebagai alat pemujaan serta sebagai alat untuk menghasilkan makanan. memang pemekirannya masih didalam angan-angan kepercayaan yang primitif tetapi dalam menggunakan alam yang dimanfaatkan untuk memenuhi segala bentuk aspek dalam kehidupan sudah dalam tahap pemikiran yang sangat tinggi karena bisa menghasilkan benda apapun yang terbuat dari alam. 

Kolom Sejarah

Gambar candi Cetoh, solo. 
peninggalan yang paling menonjol dari situs candi ini adalah temuan prasasti dan juga tatanan batu mendatar pada teras ke VII dan III. tafsir dari prasasti memberikan informasi tentang tahun pendirian dan fungsi candi yaitu didirikan pada tahun 1397 saka atau 1475 M sebagai tempat peruwatan atau pembebasa dari kutukan.
Candi Cetho adalah lokasi tujuan wisata andalan Kabupaten Karanganyar. selain para wisatawan kompleks Candi juga masih digunakan sebagai tempat sucai oleh warga sekitar yang beragama Hindu dan juga mereka yang menganut Kejawen. 


 References
Book Refecences
Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 1.Edisi ke-4. Jakarta : Balai Pustaka.
Koentjraningrat. (1970). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. 
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Supriatna, nana. (2013). Indonesian History 1 For Grade X Senior high School. Bandung: Gravindo.

Website References
Indonesia, Museum. 2009.  Koleksi Museum Nusantara (online). Tersedia di http://www.museumindonesia.com/museum/18/2/Museum_Gedong_Arca. [diakses pada 12-11-2014].

Kirana, Wina. 2013.  Cerita Pelosok Nusantara (online). Tersedia di http://lontaraproject.com/101-la-galigo/indonesia-pusat-wisata-megalitikum-dunia/. [diakses pada 12-11-2014].

________. 2011.  Hasil Kebudayaan Megalitikum dan Budaya Megalitik di Indonesia (online). Tersedia di http://dhoni-ds.blogspot.com/2011/12/hasil-kebudayaan-megalitikum-dan-budaya.html. [diakses pada 12-11-2014].

________. 2014. Mari Berwisata Candi Cetoh (online). Tersedia di http://chic-id.com/candi-cetho-sacred-redemption-temple-of-condemnation/. [diakses pada 12-11-2014].

________. 2014.  Meja Batu Masa Megalithikum   (online). Tersedia di http://hansitta.inilahkita.com/2009/11/11/kabar-dari-sumba/. [diakses pada 12-11-2014].






Tidak ada komentar:

Posting Komentar